A. Pengertian
CSCW
Istilah Computer
Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan oleh Irene Greif
dan Paul M. Cashman pada tahun 1984 pada sebuah workshop yang dihadiri oleh
mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan
mereka. Pada kesempatan yang sama pada tahun 1987 Dr. Charles Findley
mempresentasikan konsep collaborative learning work.
Menurut CSCW mengangkat isu seputar bagaimana
aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi didalamnya dapat didukung
teknologi komputer. Beberapa orang menyamakan CSCW dengan groupware namun
yang lain mengatakan bahwa groupware merujuk kepada wujud nyata dari sistem
berbasis komputer, sedangkan CSCW berfokus pada studi mengenai kakas dan teknik
dari groupware itu sendiri, termasuk didalamnya efek yang timbul baik secara
psikologi maupun sosial.
B. Komunikasi
face-to-face
1.
Bentuk komunikasi yang
primitif (dalam hubungannya dengan teknologi)
2.
Mekanisme komunikasi
yang sangat kompleks
3.
Tidak hanya meliputi
bicara dan pendengaran, tapi juga menggunakan bahasa tubuh dan tatapan mata
Beberapa fenomena yang mempengaruhi
penggunaan computer-mediated
communication:
1.
Personal space
Dalam komunikasi face-to-face,
setiap orang cenderung mempertahankan jarak tertentu dengan lawan bicaranya.
Konsep personal space berbeda untuk setiap negara/budaya. Masalah personal
space dapat timbul apabila percakapan dilakukan melalui video links.
2.
Kontak dan tatapan mata
Dalam berkomunikasi, kontak mata memberikan
beberapa petunjuk, perasaan tertarik/bosan, otoritas/power, kehadiran sosial,
dll. Video-tunnel memungkinkan kontak mata bahkan seluruh ekspresi wajah.
3.
Gerak isyarat dan bahasa tubuh
a.
Dalam berkomunikasi,
kita menggunakan tangan (gerak isyarat) untuk menunjuk sesuatu.
b. Beberapa
groupware system mencoba mengatasi hal tersebut dengan menggunakan group
pointer.
c. Banyak
computer-supported meeting room menempatkan monitor pada meja sehingga para
peserta dapat saling melihat dengan jelas.
4. Back channel
a. Response
dari pendengar berupa gerakan tubuh disebut back channel.
b. Dengan
adanya back channel, pembicara merasa bahwa pendengar cukup memahami
pembicaraan.
c. Beberapa
masalah berkaitan dengan back channel yang mungkin timbul dalam komunikasi
video
5. Turn-taking
a. Turn-taking
adalah proses dimana peran dari pembicara dan pendengar ditukar.
b. Dalam
proses turn-taking, back channel biasanya merupakan bagian yang penting.
c. Terjadinya
proses turn-taking karena:
1)
Pembicara menawarkan
kesempatan kepada pendengar secara eksplisit, mis. mengajukan pertanyaan.
2) Pembicara
memberikan gap singkat dalam pembicaraan.
d. Bentuk
pemberian gap dari pembicara terutama berhubungan dengan audio channel.
e. Masalah
yang cukup serius dalam kaitan dengan pemberian gap timbul dalam komunikasi
jarak jauh (komunikasi berbasis satelit) karena kelambatan waktu. Akan terjadi
gap sekitar 4 detik.
C. Percakapan
Tiga fungsi teori percakapan dalam
CSCW:
a. digunakan
untuk menganalisa catatan (transkrip), mis. konferensi elektronik. Ini akan
membantu memahami seberapa baik partisipan menyalin dengan komunikasi
elektronik.
b. digunakan
sebagai petunjuk untuk keputusan desain. Pemahaman percakapan normal antar
manusia menghindari kesalahan besar dalam perancangan media elektronik.
c. dapat digunakan untuk mengarahkan desain,
menstrukturkan sistem dengan teori.
D. Komunikasi
Berbasis Teks
1. Dalam
groupware yang asynchronous (dan beberapa sistem synchronous), bentuk
komunikasi langsung yang dominan adalah berbasis teks.
2. Komunikasi
berbasis teks dalam sistem groupware seperti tiruan dari percakapan, sehingga
terdapat beberapa masalah dalam mengadaptasi antara 2 media.
Ada 4 tipe komunikasi tekstual
dalam groupware:
a. discrete;
pesan langsung seperti dalam email
b. linear;
pesan partisipan ditambahkan pada akhir dari catatan tunggal
c. non-linear;
saat pesan dihubungkan ke yang lainnya dalam model hypertext
d. spatial;
dimana pesan diatur dalam permukaan dua dimensi
E. Kerja
Kelompok
Perilaku kelompok lebih kompleks
terutama apabila kita memperhatikan hubungan sosial yang dinamis selama bekerja
dalam kelompok.
1. Dinamika
kelompok
a. Peran
dan hubungan di dalam kelompok dapat berubah secara dramatis dalam suatu kurun
waktu saat melaksanakan suatu pekerjaan.
b. Nama peran seseorang dapat menimbulkan
masalah, mis. seorang disebut penulis buku tapi sebenarnya ia hanya memberikan
ide dan komentar tapi tidak menulis satu kata pun.
c. Anggota dan struktur kelompok juga dapat
berubah setiap saat. Dengan keluar atau masuknya anggota dalam kelompok dapat
mengubah perilaku kelompok.
d. Anggota kelompok yang baru memiliki masalah
khusus dalam beradaptasi dengan budaya kelompok.
e. Sistem groupware dapat membantu dengan cara
mencatat sejarah dari kelompok.
f. Perancang
groupware harus menyadari bahwa anggota baru dapat masuk dalam kelompok dan
mendesain software sesuai dengan kelompok.
g. Kelompok
dapat dibagi dalam beberapa sub-kelompok yang bekerja secara mandiri dan
kemudian membagikan hasilnya kepada sub-kelompok lainnya.
2. Layout
Fisik
a. Orientasi
peralatan komputer dapat mempengaruhi kerja kelompok.
b. Semua
partisipan harus bisa saling melihat satu sama lain.
c. Pada
ruangan pertemuan elektronik:
1) Manajer
tidak harus duduk di depan karena layar yang di depan dapat dikontrol dari
semua terminal
2) lebih
baik duduk di belakang sehingga mereka bisa mengamati para peserta tanpa harus
melepaskan pandangan dari layar
3. Kognisi
Terdistribusi
a. Berpikir
tidak hanya terjadi di dalam kepala, tetapi juga dalam hubungan eksternal
dengan benda-benda di dunia dan dengan orang lain. Pandangan ini disebut
kognisi terdistribusi.
b. Kognisi
terdistribusi memiliki pengaruh besar pada cara melihat kerja kelompok bahkan
kerja individual.
c. Dalam
hal ini perlu adanya mediating representation, yang merupakan alat
komunikasi antara kelompok dan perwujudan nyata dari pengetahuan kelompok serta
membentuk pengetahuan kelompok yang baru.
d. Dalam perancangan groupware yang efektif,
desainer perlu memusatkan analisisnya pada situasi kelompok saat itu dan
merancang groupware pada representasi eksternal yang dapat digunakan oleh
seluruh partisipan.
4. Studi
Eksperimental
Kompleksitas dari komunikasi
manusia-manusia dan kerja kelompok membuat studi eksperimental dari kelompok
dan groupware menjadi lebih sulit dibandingkan dengan eksperimen single-user.
Misalkan kita akan mengevaluasi aplikasi yang digunakan bersama-sama dengan
koneksi video antar partisipan. Kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul adalah:
a. Membutuhkan
subyek yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama dibandingkan eksperimen
terhadap sistem single-user.
b. Sulit
memilih tugas yang tepat, karena tipe tugasnya yang akan dites sangat
bervariasi.
c. Pengumpulan
datanya membutuhkan perlengkapan video dan log yang banyak, yang mungkin
tersebar di beberapa tempat.
d. Pada
tahap analisis, perbedaan statistikal sangat ekstrim.
5. Studi
Lapangan
a. Banyak
pendapat yang mengatakan bahwa kerja kelompok hanya dapat dipelajari dalam
situasi kerja yang sebenarnya.
b. Sesuai
dengan ide kognisi terdistribusi, tindakan nyata adalah tindakan berdasarkan
situasi, tergantung pada interaksi dengan benda dan manusia pada tempat kerja.
c. Pendekatan yang paling sesuai dengan CSCW
adalah ethnography, yaitu didasarkan pada pencatatan yang detail tentang
interaksi antara manusia dan interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
F. Faktor-faktor
Organisasi
Faktor organisasi cukup berpengaruh
terhadap dukungan dan relevansi dari sistem groupware pada khususnya, dan
teknologi informasi pada umumnya.
Beberapa faktor organisasi yang
berpengaruh adalah:
1. Siapa
yang mendapatkan keuntungan?
2.
Masalah free-rider
3.
Critical mass
4. Kerja
sama atau konflik?
5.
Mengubah struktur kekuasaan
6.
Pekerja yang tidak kelihatan
7.
Mengevaluasi keuntungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar